HadistArbain1_djvu.txt

(7 KB) Pobierz
Mendulang Mutiaradari Hadits al-Arba'in An-Nawawiyyah 



Had its Pertama 
IKHLAS 



HADITS: 



(3 (^jjjL-^i 



"Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu, dia berkata: Saya 
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan 
tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia 
niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka 
hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang 
dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai 
sebagaimana) yang dia niatkan. [Diriwayatkan oleh dua imam hadits, Abu Abdillah Muhammad 
bin Isma'il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin al- 
Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi dalam kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab 
yang paling shahih yang pernah dikarang]. 
]p Faedah-Faedah Hadits: 

1. Hadits ini merupakan hadits-hadits yang agung dan penting, yang mana menjadi inti ajaran 
Islam. 

Berkata Imam Ahmad dan Imam asy-Syafi'i: "Dalam hadits tentang niat ini mencakup 

sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan 

dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya." 

Berkata Imam asy-Syafi'i: "Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. 

Berkata Imam al-Bukhari: "Tidak (didapatkan) dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi 

wasallam yang lebih menyeluruh dan kaya akan faedah daripada hadits ini." 

Karena pentingnya hadits ini, para ulama mengawali kitab-kitab mereka dengan hadits 

tersebut, diantaranya al-lmam al-Bukhari dalam kitab shahihnya, Imam an-Nawawi dalam 



artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com 



Mendulang Mutiara dari Hadits al-Arba'in An-Nawawiyyah 



kitabnya "al-Adzkar, Riyadhush Shalihin dan al-Arba'in an-Nawawiyah", Imam al-Maqdisi 
dalam kitabnya Umdatul Ahkam. 

2. Wajibnya mengikhlaskan amalan hanya untuk Allah semata, karena salah satu syarat 
diterimanya suatu amalan adalah amalan yang ikhlas karena Allah. 

Allah Ta'ala berfirman: 

{e.lil>- (jJ^Jl aJ ij^ls^jt aL| IjJ^xJ U] 

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan 
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." [QS. Al Bayyinah: 5] 

"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah- lah agama yang bersih (dari syirik)." [QS. Az-Zumar: 3] 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

<6??rj *i tCJli iJ Sis' ?? U] juii ^ ji> u aIji oi?? 

"Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan 
wajah-Nya." [HR. An-Nasaai, dihasankan asy-Syaikh al-Albani] 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

<<L^J ;>Ul J> aJ ^ t l3oli ;>Ul JIp ^ 

"Barangsiapa di antara mereka melakukan amal akhirat untuk keduniaan, maka di Akhirat dia 
tidak akan mendapatkan bagian." [HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, dishahihkan asy-Syaikh al- 
Albani] 

3. Syarat diterimanya suatu amalan adalah harusterpenuhi dua syarat; 

a. Ikhlas karena Allah, dalillnya telah lewat. 

b. Mencocoki sunnah atau petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dalilnya akan datang 
pada hadits kelima dari kitab ini. 

Allah Ta'ala berfirman: 

ajj sjLxj U j U??JUi3 UaP J^JtJLs ajj ??.LaJ j>rji lilts' ^j-o-*/ 

"Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan 
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." 



artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com 



Mendulang Mutiara dari Hadits al-Arba'in An-Nawawiyyah 



Berkata Ibnu Katsir rahimahullah mentafsirkan ayat ini: "Ini adalah dua rukun amalan yang 
diterima; harus amalan itu ikhlas karena Allah dan mencocoki syariat Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam. [Tafsir Ibnu Katsir 5/205] 

4. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati. Oleh karena itu, 
melafadzkan niat dalam ibadah termasuk bid'ah yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wasallam maupun para shahabatnya, sebagaimana hal ini dinyatakan oleh 
Syaikhul Islam, Ibnul Qayyim dan juga Ibnu Rajab rahimahumullah. 

5. Seorang mu'min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya. Allah berfirman: 

"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di 
dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan 
baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan 
barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan 
sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang 
usahanya dibalasi dengan baik." [QS. Al Isra: 18-19] 

6. Wajib bagi kita untuk perhatian dengan amalan hati dan waspada dari penyakit-penyakit hati 
seperti riya, dengki, hasad dan yang lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada wajah dan harta kalian, akan tetapi Allah 
hanyalah melihat kepada Hati dan Amalan kalian." [HR. Muslim dari Abu Hurairah] 

7. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberikan permisalan dalam hadits ini dua amalan, salah 
satunya diniatkan ikhlas karena Allah dan yang lainnya tidak; 

a. Sebagian manusia melakukan hijrah, meninggalkan negerinya karena Allah dan 
mengharapkan keridhaan-Nya, maka amalan seperti ini akan dibalas oleh Allah dengan 
pahala yang sempurna dan mendapatkan apa yang dia niatkan. 

b. Sebagian manusia ada yang melakukan hijrah untuk kepentingan dunia, seperti 
seseorang meninggalkan negerinya yang kafir ke negeri Islam, namun tujuan hijrahnya 
untuk mencari harta dunia atau mencari wanita yang ingin dia nikahi, maka tidaklah dia 
mendapatakan dari sisi Allah melainkan apa yang dia niatkan. 



artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com 



Mendulang Mutiara dari Ha dits al-Arba'i n An-Naw awiyyah 



8. Hijrah dalam Islam ada tiga macam; 

a. Hijrah dari negeri kekufuran menuju ke negeri Islam, seperti hijrahnya Nabi shallallahu 
'alaihi wasallam dan para shahabatnya dari Mekkah ke Madinah. 

b. Hijrah dari negeri yang dipenuhi rasa ketakutan menuju ke negeri yang penuh 
keamanan, seperti hijrahnya para shahabat ke al-Habasyah. 

c. Hijrah dari perbuatan kemaksiatan kepada ketaatan, seperti apa yang disabdakan Nabi 
shallallahu 'alaihi wasallam dalam haditsnya; 

"Dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah" 

[HR. Al-Bukhari] 

9. Tahdzirdari fitnah dunia. 
Allah Ta'ala berfirman: 

{lIJjJl SlIsJl i??S*Ju lli ji- aUI lu>j d)l ^.liil Lgjl b'} 

"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekal i- kali janganlah kehidupan 
dunia memperdayakan kamu." [QS. Faathir: 5] 

Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bersabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam: 

?? \ j Zj J j Lj-Ul a ^j- 4 i^S-J-^ ^Xflj L?? c(_??jJu j^SJLp i???Sb^-l U~?? jj?? 

"Sesungguhnya diantara yang aku khawatirkan terjadi pada kalian sepeninggalku adalah 
apabila telah dibuka untuk kalian keindahan dunia serta perhiasannya." [Muttafaqun 'alaihi] 



& Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_27 Dzul Qa'dah 1435/ 22 September 
2014_di Daarul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah. 

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan pelajaran yang telah berlalu : 

??? www.pelaiaranforumkis.wordpress.com , atau 

??? www.pelajarankis.blogspot.com 



WA. FORUM KIS 



artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com 



Zgłoś jeśli naruszono regulamin